Definisi

Kendaraan Hybrid Gasoline-Electric (Bensin-Elektrik) adalah suatu tipe kendaraan yang memiliki sumber penggerak ganda, mesin bensin (Internal Combustion Engine) dan motor listrik. Sumber energinya berasal dari bahan bakar fosil (bensin) atau substitusinya dan energi listrik yang disimpan di baterai.

Keunggulan

Mesin Bensin dan Motor Listrik memiliki karakter khasnya masing-masing, dan karakter tersebut dapat saling melengkapi alih-alih menggantikan sepenuhnya. Mesin bensin memiki efisiensi rendah pada putaran rendah dan efisiensi tinggi pada putaran tinggi. Sebaliknya, motor listrik memiliki efisiensi yang lebih tinggi pada putaran yang lebih rendah. Pada kondisi jalanan macet, kendaraan konvensional cenderung untuk berputar pada putaran rendah, dan hal tersebut secara signifikan meningkatkan konsumsi bahan bakar.

Kendaraan Hybrid – Gasoline-Electric | the atmojo

sumber: fueleconomy.gov, diolah Panji Tri Atmojo

Kendaraan Hybrid mengatasi hal tersebut dengan cara menggunakan motor listrik pada saat jalanan macet, dimana efisiensinya lebih tinggi, sehingga mengurangi konsumsi bahan bakar total. Dalam kondisi yang lebih ideal, pada saat macet motor listrik tidak menyala sama sekali, sehingga konsumsi bahan bakar dapat direduksi menjadi nol.

Sebagai contoh, Kendaraan Toyota Camry konvensional dan Hybrid, pada kondisi uji city memiliki skor MPG (fuel economy) yang terpaut jauh hingga 50% (22 MPG vs 33 MPG). Hal tersebut karena kendaraan pada uji city dipacu pada kecepatan yang relatif rendah dan sering didera kemacetan, kondisi dimana mesin bensin bekerja dengan efisiensi rendah. Kendaraan hybrid menunjukkan keunggulan efisiensinya pada segmen uji city namun memberikan hasil yang tidak berbeda pada uji highway. Tidak salah jika kendaraan hybrid diprioritaskan dalam rencana pengembangan city car.

Kendaraan Hybrid – Gasoline-Electric | the atmojo

sumber: Panji Tri Atmojo, 2010

Dalam laporan yang diterbitkan oleh Fuel Economy Guide 2010 [2], kategori Model year 2010 Fuel Economy Leaders kendaraan Prius memiliki fuel economy terbaik yang mencapai 51/48 Miles Per Gallon atau sekitar 23 kilometer per liter bahan bakar. Prius merupakan salah satu tipe kendaraan hybrid bensin-elektrik (gasoline-electric hybrid), yang ditujukan untuk mereduksi konsumsi bahan bakar sekaligus emisi CO2. Berbeda dengan kendaraan listrik (Plug-in), kendaraan hybrid tidak membutuhkan proses charging baterai, proses pengisian akan dilakukan secara otomatis oleh generator internal.

Kendaraan hybrid menggunakan beberapa strategi untuk mereduksi konsumsi bahan bakarnya:

  1. Regenerative Braking, mengkonversi energi pada saat pengereman menjadi energi listrik yang disimpan pada baterai. Energi yang tersimpan pada baterai dapat digunakan untuk membantu mesin utama saat perjalanan.
  2. Menggunakan mesin bensin dan listrik secara bergantian. Ketika membutuhkan torsi besar saat akselerasi atau kecepatan rendah, mesin listrik menyala. Ketika melaju di jalan bebas hambatan mesin bensin mengambil alih tugas tersebut.
  3. Menggunakan mesin utama (bensin) yang lebih kecil, ringan  dan efisien.
  4. Menurunkan koefisien gesekan pada struktur kendaraan.
  5. Menggunakan material-material yang ringan untuk struktur kendaraan, sehingga menurunkan bobot total kendaraan.

Emisi Karbon

Asumsi yang digunakan untuk perhitungan emisi karbon

  1. Jarak tempuh per tahun 12.000 mil atau 19.600 km [5]
  2. Kendaraan digunakan pada mode city dan highway secara seimbang
  3. Emisi karbon per liter bahan bakar (gasoline) 2.3 kg [3]

Kendaraan Hybrid – Gasoline-Electric | the atmojo

sumber: Panji Tri Atmojo

Biaya Bahan Bakar

Asumsi yang digunakan untuk perhitungan biaya bahan bakar:

  1. Jarak tempuh per tahun 12.000 mil atau 19.600 km [5]
  2. Kendaraan digunakan pada mode city dan highway secara seimbang
  3. Biaya bahan bakar per liter Rp 6.500,-

Kendaraan Hybrid – Gasoline-Electric | the atmojo

sumber: Panji Tri Atmojo

Biaya Total

Biaya yang dikeluarkan untuk mengendarai kendaraan hybrid selama 10 tahun, disajikan dalam grafik berikut:

Kendaraan Hybrid – Gasoline-Electric | the atmojo

sumber: Panji Tri Atmojo

Perhitungan dilakukan dengan data harga beli kendaraan diperoleh dari situs www.oto.co.id, kecuali Toyota Camry Hybrid yang merupakan harga perkiraan. Jarak yang ditempuh per tahun sejauh 19.600 km [5], biaya bahan bakar per liter Rp 6.500,- dan kendaraan digunakan pada mode city dan highway secara seimbang. Nampak dengan jelas Honda Jazz dan Toyota Yaris membutuhkan biaya yang paling rendah sekitar Rp 300.000.000,-. Sedangkan Toyota Prius berada pada biaya termahal dengan total biaya sekitar Rp 650.000.000,- bersaing ketat dengan Toyota Camry Hybrid.

Kesimpulan

Dari strategi yang digunakan oleh kendaraan hybrid, kendaraan ini sangat menjanjikan peningkatan efisiensi di bidang transportasi sehingga mengurangi konsumsi bahan bakar total. Sayangnya belum ada kendaraan hybrid yang berharga cukup ekonomis, kebijakan insentif pajak untuk kendaraan hybrid ramah lingkungan akan sangat membantu untuk mengurangi kebutuhan akan bahan bakar minyak di masa depan.

Di negara tetangga, Malaysia, harga kendaraan Prius sudah mencapai angka Rp 404 juta dengan insentif pajak khusus kendaraan ramah lingkungan. Tanpa insentif tersebut, harganya mencapai Rp 504 juta, atau berbeda sekitar 25%. Dari sudut pandang ekonomi konvensional,  harga Prius belum menarik untuk publik Indonesia, yang masih memiliki alternatif kendaraan lain dengan harga berkisar 100 – 300 juta.

Ditinjau dari penghematan bahan bakar, biaya keseluruhan untuk mengoperasikan kendaraan hybrid juga belum seekonomis pesaingnya. Jadi apa yang kita butuhkan? insentif pajak pembelian kendaraan Hybrid, pajak terhadap emisi karbon, mengenakan pajak untuk bahan bakar minyak, atau menunggu harga bahan bakar minyak semakin melambung. Langkah 1, 2 dan 3 merupakan langkah bijak dengan visi yang jauh dan seharusnya diutamakan. Jika tidak, mungkin kita akan sudah sangat terlambat untuk berganti langkah ketika harga minyak telah melambung tinggi.

Referensi