Langit cerah itu paling pas dinikmati di daerah pantai, mungkin kata-kata ini yang terngiang di kepala saya ketika memikirkan rencana jalan-jalan bersama keluarga. Kebetulan memang, beberapa hari belakangan ini langit Jakarta sangat cerah dengan sedikit awan, dan selalu dihembus angin yang sepoi-sepoi. Dari situlah saya berasumsi kalau di daerah Anyer yang notabene tidak terlalu jauh dari Jakarta, cuacanya pun seharusnya mirip dengan di Jakarta (asumsi yang aneh… memang).
Dengan perencanaan seadanya, saya sekeluarga pun langsung angkat koper tanpa pesan penginapan terlebih dahulu (dengan asumsi, saat itu bukan musim liburan seharusnya penginapan cukup mudah didapat). Sambil berjalan menikmati lalu-lintas Jakarta yang lengang, istri saya coba menelepon beberapa penginapan yang cukup ternama di daerah Anyer. Ternyata…, kebanyakan penginapan sudah penuh kalaupun masih ada hanya tersisa kamar berbudget mewah. Pikir saya ngapain menginap di tempat yang terlalu mahal, toh saya kan mau menikmati suasana pantai saja… hehehe istri saya pun setuju. Mobil pun saya laju tanpa ragu menuju Anyer.
Setelah menempuh perjalanan di ruas tol jakarta-merak +- 90 km sekitar 1 jam, kamipun masuk ke kota cilegon menempuh perjalanan yang cukup membosankan. Seperti biasa ada beberapa titik kemacetan yang harus dilalui seperti perlintasan kereta api di dekat Pabrik Krakatau Steel. Tapi secara keseluruhan perjalanan relatif lancar. Selepas dari daerah industri cilegon, persis di depan mercusuar Anyer (Cikoneng) ada sedikit kemacetan karena sedang ada perbaikan jembatan, sehingga mobil harus lewat secara bergantian.
Serunya perjalanan ke Anyer- Carita tidak lain tidak bukan adalah pemandangan langsung ke arah laut karena memang posisi jalan raya yang persis ada di sebelah laut, ini yang membuat sisa perjalanan selama satu setengah jam berlalu tanpa rasa bosan.
Setelah menempuh jarak 160km dari Pusat Jakarta, akhirnya kami sampai di sebuah penginapan yang letaknya persis di sebelah pantai pasir putih Carita, atau sekitar 1km dari kondominium Lippo Carita (yang warna-warninya sangat khas). Waktu tempuh persis 3 jam dari Pusat Jakarta sampai penginapan (jalan santai… pastinya).
Pas diajak oleh penjaga penginapan untuk melihat contoh kamar, saya dan istri cuma tersenyum simpul saja, hehehe lumayan lah yang penting ada tempat tidur dan kamar mandi. Untuk harga yang harus dibayar sudah sepatutnya berlapang dada dengan kualitas yang didapat . Tanpa buang waktu kamipun berjalan menyusuri pantai yang terletak persis dibelakang penginapan, yang ternyata kondisinya relatif sangat ramai.
pemandangan pasir putih di belakang penginapan
Dan semakin sore pun kondisi makin ramai saja, ternyata memang banyak rombongan wisatawan yang menggunakan bus baru datang pada sore hari. Beruntung menjelang senja justru kondisi semakin kondusif untuk hunting foto sunset. Yang pasti, tepat hari itu kondisi langitnya memang sangat bersih dan mendukung pengambilan foto sunset yang maksimal.
Selamat menikmati beberapa hasil jepretan sunsetnya ya…
menjelang matahari terbenam
“blue hour” paska matahari terbenam
Comments