Taman Kota Waduk Pluit | the atmojo

Pada pertengahan tahun 2013, warga Jakarta acapkali mendengar ataupun melihat berita mengenai penolakan relokasi pemukiman liar di bantaran waduk Pluit. Betul memang warga di sekitar sana sudah lama tinggal di area pemukiman “liar”, namun patut dicatat fungsi bantaran waduk tersebut memang bukan untuk pemukiman. Entah apakah karena keberadaan pemukiman tersebut yang menyebabkan pendangkalan kedalaman waduk, sehingga mengurangi manfaat waduk tersebut sebagai salah satu titik pengendali banjir di Jakarta Utara.

Akhirnya pada akhir tahun 2013 relokasi pun terjadi, walaupun baru di sisi barat waduk Pluit dan masih menyisakan daerah utara, timur dan selatan. Namun relokasi pun menurut saya sudah dilakukan cukup baik, karena pemerintah sudah menyediakan solusi rumah susun yang bisa ditempati oleh warga yang terkena relokasi.

Taman Kota Waduk Pluit

Nah setelah relokasi terjadi, terdengarlah info bahwa di bekas lokasi pemukiman (alias sisi barat) saat ini sudah dibangun sebuah taman yang  cukup indah. Sebuah nilai plus lagi bagi Jakarta yang memang membutuhkan tambahan ruang terbuka hijau. Penasaran, akhirnya saya pun mencoba untuk mendatangi langsung lokasi Taman Kota Waduk Pluit. Datang dari arah selatan waduk pluit, belum terlihat tanda-tanda keberadaan taman yang konon memiliki penataan yang indah. Sambil terus menyisiri pinggiran waduk yang airnya berwarna hitam dan berbau cukup menyengat, akhirnya terlihat beberapa lapangan basket yang berada di Zona Olahraga Waduk Pluit. Kamipun langsung ambil jalan memutar dan menuju Zona Parkir Taman Kota Waduk Pluit. Suasana tempat parkir cukup teratur dengan beberapa petugas keamanan resmi berseragam mengatur dan mengawasi kendaraan yang keluar masuk dari Zona Parkir.

Taman Kota Waduk Pluit | the atmojo

Dari Zona Parkir dapat dilihat ada sebuah kantor polisi yang berada di perbatasan sisi barat dan utara Waduk Pluit. Dengan keberadaan kantor Polisi disana saya merasa lebih nyaman, karena setidaknya jika terjadi gangguan atau tindakan kriminal dapat melapor dengan cepat. Kami lanjut berjalan menyusuri jalan masuk Taman kota dari arah Zona Parkir, dengan pemandangan pohon jati yang masih tersangga di sisi kanan dan kiri kami. Jalan setapak tersebut dibuat menggunakan Block Paving yang tersusun rapi dan tidak becek dan di kanan kirinya terdapat hamparan rumput yang terpotong rapi, dalam hati sebenarnya cukup takjub karena fasilitas publik yang dikelola pemerintah bisa serapi ini Taman Kota Waduk Pluit | the atmojo.

Zona Plaza Utama

Taman Kota Waduk Pluit sendiri berdasarkan papan informasi yang saya baca, terdiri dari 5 Zona yaitu zona parkir, zona plaza utama, zona ampitheater, zona arboretum dan zona olah raga. Zona Plaza Utama dari sekilas pengamatan menjadi pusat aktivitas dari pengunjung yang menghabiskan waktu di sini. Di zona ini pula terdapat Tulisan besar “Taman Kota Waduk Pluit” yang berlatar belakang pemandangan waduk pluit dan pemukiman “liar” di kejauhan. Sejauh pengamatan saya tidak melihat sampah yang berserakan di sini, luar biasa sekali, walaupun persis di hamparan rumput pinggir waduk ternyata masih saja ada orang yang meninggalkan sampah seenaknya.

Taman Kota Waduk Pluit | the atmojo

Sepanjang bantaran waduk pluit terlihat sebuah jalan beton yang muat untuk dilewati 2 buah kendaraan secara bersamaan yang dikenal dengan Jalan Inspeksi. Dari info yang diceritakan google, konon jalan Inspeksi ini seharusnya ada di setiap pinggiran jalur irigasi (air) dan konon lagi pada tahun 2015 seluruh kali Jakarta akan sudah dilengkapi dengan Jalan Inspeksi. Nah seperti pada umumnya di Jakarta, dimana ada keramaian pasti ada pedagang kaki lima pula, tanpa terkecuali di Taman Waduk Pluit ini, ada yang menjual makanan pada umumnya, balon mainan, layangan hingga rental sepeda listrik dan becak mini. Untungnya para pedagang kaki lima tersebut terlihat cukup teratur dan tidak membuat area taman menjadi kotor. Dan saya termasuk yang setuju jika para pedagang kaki lima difasilitasi agar tetap bisa berjualan namun tanpa mengabaikan faktor keindahan dan kebersihan taman.

Taman Kota Waduk Pluit | the atmojo

Taman Kota Waduk Pluit | the atmojo

Zona Amphiteater

Bergerak menuju arah selatan, saya menjumpai papan informasi yang menjelaskan tentang zona-zona di Taman Kota Waduk Pluit, dimana ada foto-foto yang menginformasikan kondisi sebelum relokasi pemukiman dan setelah taman ini berdiri. Dan di papan tersebut pun diinformasikan rencana tanaman yang akan melengkapi Taman ini, mudah-mudahan ini bukan hanya rencana namun juga bisa dilihat realisasi nya hingga tuntas.

Taman Kota Waduk Pluit | the atmojo

Persis di balik papan informasi, terdapat amphiteater alias theater terbuka yang berbentuk setengah lingkaran dilengkapi area duduk bertingkat di sekelilingnya. Di area ini banyak orang-orang yang berfoto bersama dalam grup besar, tapi selain itu tidak ada lagi aktifitas yang mencolok. Kondisi di Zona Amphiteater ini juga membuat saya takjub dengan kebersihan dan kerapihannya.

Taman Kota Waduk Pluit | the atmojo

Di kejauhan jika memandang ke arah selatan, terlihat pembangunan jembatan yang belum selesai. Jembatan itu sendiri menghubungkan antara Zona Arboretum dengan Zona Olahraga. Setelah hari semakin sore, kamipun bergegas meninggalkan Taman Kota Waduk Pluit dengan kesan yang begitu terpesona. Lain waktu, saya pasti mampir lagi kesana untuk melihat perkembangan pembangunannya, buat warga Jakarta yang lain boleh langsung mencicipi sendiri kenyamanannya.

Taman Kota Waduk Pluit | the atmojo