4 Tahun lalu saya pernah menulis tentang Museum Taman Prasasti berdasarkan pengalaman berkunjung kesana. Baru-baru ini saya berkesempatan untuk berkunjung lagi bersama kakak dan anak saya, ternyata banyak hal yang sudah berubah.
Sejarah Museum Taman Prasasti
Berdasarkan brosur yang dibagikan ke pengunjung berikut sekilas sejarah dari Museum Taman Prasasti atau Park of Memorial Stones and small Inscription Museum. Didirikan di bekas pemakaman kuno yang telah ada sejak tahun 1795, dahulu dikenal sebagai Kebon Jahe Kober. Diperuntukkan bagi para bangsawan dan pejabat tinggi Belanda sewaktu Batavia masih dalam masa pendudukan Belanda (VOC).
Semenjak 1975 pemakaman ini ditutup dan dipugar yang kemudian diresmikan penggunaannya sebagai museum oleh Bapak Ali Sadikin yang kala itu menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Pada Agustus tahun 2003 manajemen Museum Taman Prasasti digabung dengan Museum Sejarah Jakarta (Fatahillah).
Kondisi Saat Ini
Banyak perubahan yang terjadi di museum ini, jika dibandingkan dengan kunjungan sebelumnya 4 tahun lalu. Yang paling kentara adalah kondisi museum yang lebih tertata rapi, bentangan rumput rapi menghiasi penjuru taman (walaupun bukan yang terbaik), seingat saya dulu masih banyak tanah coklat terbuka diantara deretan prasasti. Jenis tanaman pun sudah mulai disesuaikan dengan konsep museum ini sebagai taman, walaupun ternyata saya masih menemukan beebrapa tanaman singkong di taman bagian belakang . Tata letak prasasti juga mengalami banyak perubahan, untungnya berubah ke arah yang lebih baik (akhirnya ). Kalau dulu masih banyak coretan-coretan di prasasti, kini sudah sangat minim peningggalan aksi vandal yang terlihat, nampaknya pemkot Jakarta memang cukup serius mebenahi dan menjaga kualitas museum ini .
Tapi satu yang sedikit membuat saya agak terkejut, salah satu makam megah milik Mayor Jendral J.J. Perie kini tampil dengan warna hijau yang agak “norak”, hilang sudah kesan klasik makam ini dimana dulunya memiliki warna hijau rusty yang sangat menarik.
Dengan tiket masuk yang cuma 5.000 rupiah saja (dibandingkan dahulu 2.000 rupiah), secara hitung hitungan pun sulit untuk meraup keuntungan dari museum ini, mau tidak mau inisiatif dari Pemkot Jakarta lah yang mampu menjaga kelestarian museum ini dan juga kesadaran dari pengunjungnya sendiri.
Beberapa masukan untuk museum yang satu ini ada baiknya ditambahkan keterangan prasasti siapa saja yang ada disana, sejarah singkatnya dan dibuatkan zona-zona dari tipe prasasti yang ada, sehingga tujuan edukasinya pun tercapai tidak hanya sekedar jalan-jalan tanpa informasi dan mampu menarik minat masyarakat umum untuk lebih memahami bagian sejarah kota Jakarta.
Menuju Museum Taman Prasasti
Museum Taman Prasasti terletak tepat di jantung kota Jakarta, persisnya di jalan Tanah Abang I No. 1, sangat mudah dicapai menggunakan kendaraan umum (TransJakarta) ataupun kendaraan pribadi. Detilnya bisa dilihat di peta berikut
Anyway keep up the good works!
denok
Panji Tri Atmojo