Betul kiranya bahwa tidak ada yang namanya Sate Padang di Sumatera Barat, itu hanyalah sebutan orang luar (Sumatera Barat) untuk makanan sate yang berasal dari daerah ini. Sudah sering terdengar dari kawan yang berkujunjung ke daerah Minang, untuk jangan lupa mampir ke Sate Mak Syukur. Terletak di daerah Padang Panjang yang masih termasuk jalan menuju Bukit Tinggi, memiliki bentuk menyerupai rumah gadang dengan ciri khas atap yang berbentuk tanduk kerbau.
Pada saat mampir disana ternyata masih tutup karena para pegawainya sedang sholat Jumat, maklum di daerah Sumatera Barat yang mayoritas muslim memiliki tradisi yang kental suasana keislamannya. Interiornya sangat sederhana, tidak ada yang menonjol, dapurnya terletak di bagian depan dengan tumpukan sate yang sudah siap saji dan asap mengepul memenuhi bagian dapurnya. Di bagian dinding dekat kasir, terpampang foto Pak SBY dan juga pak JK ketika bersantap di Sate Mak Syukur.
Dari percakapan di antara pengunjung jelas terdengar bahwa banyak pengunjung yang bukan berasal dari daerah minang.
Soal rasa Sate (Padang) nya, tekstur dagingnya benar-benar juara, renyah di luar tapi bagian dalamnya empuk sekali. Dagingnya pun terasa sangat gurih, pertanda bumbunya sudah sangat menyerap. Rasa Kuahnya? untuk bagian kuah saya harus akui rasanya masih di bawah rasa Ajo Ramon ataupun Ajo Manih, menurut saya rasa kuahnya kurang menggigit, dan kurang gurih .
Satu lagi hal unik di Sate mak Syukur ini, jumlah sate yang dihidangkan per porsi hanya 8 tusuk saja, apakah ada arti khusus dari angka 8? Bicara soal harga, seporsi sate Mak Syukur hanya diganjar kurang dari 20 ribu rupiah, sangat terjangkau dan sangat recommended bagi anda pecinta kuliner yang kebetulan akan mengunjungi bukit tinggi.
Comments