Siapa yang tidak kenal akan kemacetan, polusi di Jakarta dan minimnya jumlah ruang hijau yang dikritik oleh banyak pihak. Namun diantara berita negatif tersebut sebetulnya masih ada harapan yang bisa membuat warga Jakarta bisa tersenyum. Terletak tidak jauh dari pusat kesibukan Jakarta, Taman Suropati merupakan salah satu paru-paru yang masih bisa membantu ‘pernapasan’ kota yang sibuk ini. Lokasinya yang terletak di daerah Elite Menteng, membuat suasana taman ini juga cukup terjaga dan tertib. Secara sejarah, ternyata taman Suropati ini sudah ada sejak zaman Belanda (alias sebelum masa kemerdekaan), dengan nama Boorgermeester Bisschoplein. Namun, sejak kapan tepatnya taman ini berdiri, saya belum mendapatkan referensi yang memberikan info tersebut. Tapi kalau dilihat dari pohon-pohon besar yang tegak berdiri disana, memang klaim taman ini berdiri sejak zaman Belanda nampaknya masih bisa diterima akal sehat. Sejarah singkat taman ini bisa dilihat di sebuah papan informasi yang juga memuat peta sedehana hingga jenis vegetasi yang ada di sini.
Dengan lantai batu yang tersusun teratur, bangku-bangku yang tersusun rapi, dan kondisi rumput & tanaman hiasnya yang sangat terpelihara dengan jelas menunjukkan bahwa taman ini ‘terawat’. Sebenarnya dari sisi ukuran, taman ini cuma mecakup 16.328m2, tidak terlalu luas memang tapi jarang sekali taman ini dipenuhi orang-orang hingga suasana menjadi terlalu ramai. Beberapa kegiatan menarik juga kerap digelar di taman ini, terutama dijadikan tempat latihan orkestra Taman Suropati Chamber tiap Minggu siang. Tentu saja dengan adanya aktifitas positif tersebut membuat Taman ini menjadi semakin menarik sebagai wadah beraktifitas dan berkumpul masyarakat Jakarta.
Bagi yang memiliki anak kecil, taman Suropati juga cocok dijadikan tujuan bersantai di akhir pekan, karena kondisinya yang tidak terlalu ramai dan ada banyak burung Merpati berkeliaran bebas di penjuru taman ini. Banyak anak-anak yang terlihat sangat ceria (termasuk anak saya) melihat burung-burung Merpati di taman ini sedang berebut makanan. Bagi yang sekedar ingin jogging santai, taman ini juga menyediakan jogging track yang rutenya mengelilingi taman yang terlindung oleh teduhnya pohon-pohon besar.
Untuk urusan isi perut, di sisi taman juga banyak pedagang makanan & minuman yang menjajakan dagangannya, anda tinggal pilih sesuai selera saja. Menariknya di taman ini, para pedagang relatif cukup tertib untuk tidak berdagang masuk ke area taman (kecuali pedagang minuman bersepeda yang tetap berseliweran disana –sini), jadi keindahan & ketertiban taman ini cukup terjaga dengan baik.
Taman ini memiliki 2 buah air mancur besar, yang terletak di sisi kanan – kiri taman, selain itu ada 6 buah patung (alias monumen ASEAN) yang dibuat oleh 6 orang seniman ASEAN terpasang di sekeliling taman. Pada saat malam hari taman ini tetap terlihat indah disinari lampu taman yang menyala hingga matahari terbit kembali.
Taman Suropati dapat dijangkau menggunakan kendaraan umum yang melewati jalan Dipenogoro dari arah Menteng menuju Salemba dan berhenti persis di halte Taman Suropati, atau jika anda ingin membawa kendaraan sendiri bisa parkir di area parkir Masjid Sunda Kelapa, yang terletak sekitar 50 meter dari Taman Suropati. Sebenarnya di sekeliling taman sudah dilarang untuk parkir kendaraan pribadi, bahkan sudah ditambahkan separator yang mempersulit parkir disana, namun sayangnya masih banyak saja warga yang kurang tertib dan tidak mengindahkan larangan tersebut. Padahal dengan berkurangnya kendaran yang parkir di area Taman justru semakin mempercantik dan menguatkan kesan teduh-nya, IMHO
Tertarik untuk menikmati suasana taman Suropati yang sejuk? silahkan langsung menuju ke lokasinya ya untuk merasakan sedikit ruang terbuka hijau yang tersisa di Jakarta.
Lihat Taman Suropati di peta yang lebih besar
Denok
Panji Tri Atmojo